Minggu, 09 Februari 2014

wonosobo

Tinjauan


Selain memiliki keindahan alam, Dieng juga menyuguhkan seni tari yang indah berusia ratusan tahun, yaitu tari lengger topeng. Tarian ini terus bertahan sampai saat ini di tengah beragamnya hiburan modern. Biasanya  tari lengger topeng  dipentaskan dua orang, yaitu pria dengan memakai topeng dan yang wanita memakan pakaian tradisional. Mereka menari sekira 10 menit diiringi dengan alunan musik gambang, saron, kendang, gong, dan lainnya. Gerak dan alunan musik tradisional begitu indah dinikmati sebagai pelengkap liburan Anda selama berada di Dataran Tinggi Dieng.

Kata lengger sebenarnya adalah singkatan dari kata “Elling yo ngger!” yang artinya “Ingatlah nak!”. Ada juga yang menyebutkan bahwa kata lengger berasal dari kata ‘le’ yang berarti anak laki-laki dan ‘ger’ yang berarti geger atau ramai, hal ini karena banyak laki-laki yang hadir dalam setiap pertunjukan tari ini. Dahulu tari lengger topeng dikonotasikan negatif karena dianggap mengundang birahi dalam setiap pertunjukkannya. Selain itu, hampir selalu ada penonton yang mabuk sambil ikut menari saat pementasan. Akan tetapi, Sunan Kalijaga berhasil mengubah seni tari ini sebagai salah satu sarana dakwah dan disisipkan ajaran untuk selalu mengingat Tuhan.

Tari lengger topeng sudah ada sejak Kerajaan Kediri pada masa Prabu Wijaya dan disebut ronggeng. Tarian ini bercerita tentang kisah asmara Putri Sekar Taji yang merupakan Putri Prabu Wijaya dengan Panji Asmoro Bangun. Prabu Wijaya kehilangan anaknya, Putri Sekar Taji yang melarikan diri karena menolak dijodohkan oleh ayahnya dengan Prabu Klono. Kemudian Prabu Wijaya mengadakan sayembara yaitu bagi siapa saja yang berhasil menemukan putrinya maka akan dijadikan sebagai menantu jika dia pria dan diangkat menjadi putri jika seorang wanita. Kemudian Panji Asmoro Bangun berhasil menemukan Putri Sekar Taji namun saat itu pasukan Prabu Klono sudah mengikuti Panji Asmoro Bangun dan kemudian terjadilah pertengkaran antara Panji dan Pasukan Prabu Klono. Pertengkaran itu dimenangkan oleh Panji Asmoro dan akhirnya merekapun menikah sesuai dengan janji Prabu Wijaya.

Pertunjukkan tari lengger topeng diiringi indahnya bunyi alunan gamelan, alat musik tradisional dari Jawa. Tarian ini dibawakan sekelompok penari yang terdiri dari pria dan wanita yang berpasang. Pakaian yang dikenakan oleh penari wanita adalah kain jarit (kain panjang bercorak batik), selendang, kemben, mahkota, dan pastinya megenakan riasan muka yang membuatnya terlihat sangat cantik. Untuk penari pria hanya mengenakan kain jarit sepanjang paha dan memakai sumping di kepalanya.  Kedua penari sama-sama menggenakan topeng berwarna merah, kuning dan hijau. Topeng tersebut menggambarkan setiap tokoh yang mereka tarikan.

Tari lengger topeng memang memiliki beberapa versi namun yang di Dieng memiliki keunikannya sendiri dimana setiap pertunjukkannya meliputi beberapa babak. Tari lengger mirip tari tayub menggunakan selendang tetapi tari tayub memanfaatkan selendang untuk dikalungkan kepada penonton dan menariknya ke atas panggung. Sementara itu, untuk tari lengger mempersilahkan para penonton untuk menari di atas panggung sesuai keinginan mereka sendiri.

Ada hal unik dari tari lengger topeng yaitu ketika pesertanya mengalami mendhem atau kerasukan. Saat itulah sang penari seakan berada dalam kondisi di luar kesadaran dan mulai bertingkah aneh bahkan menirukan gerakan hewan seperti monyet atau harimau, bahkan kadang memakan pecahan kaca, menginjak bara api, mencambuk diri sendiri, serta aksi kekebalan lainnya.

Saat ini tari lengger topeng biasa dipentaskan setiap acara hajatan, hari besar, syukuran, dan pesta rakyat lainnya. Kadangkala agar lebih diminati masyarakat di dalamnya disajikan atraksi magis seperti kuda lumping atau tergantung keinginan pemesan. Tarian tari lengger topeng masih terjaga dengan baik dan terus dilestarikan di Dieng dengan adanya pertunjukkan di setiap acara budaya di Dieng. Tentunya sanggar tari juga telah sangat berperan untuk itu seperti dikelola Kelompok Sadar Wisata Karang Tengah. Pertunjukan tari lengger topeng dapat Anda saksikan di sanggar tari ini. Lokasinya berada di sebelah kiri jalan ke arah Telaga Merdada, sebuah tujuan wisata dimana Anda bisa merasakan naik perahu di puncak gunung


sumber:  http://www.indonesia.travel/id/destination/450/dataran-tinggi-dieng/article/188/tari-lengger-topeng-menikmati-kesenian-tradisonal-di-dataran-tinggi-dieng

0 komentar: