Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya
telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara
Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh
ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada
yang lain.
Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf
membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan
dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka.
Saudara-saudara Yusuf mengadakan pertemuan
Dalam pertemuan rahsia yang mereka adakan untuk merundingkan nasib yang mereka alami dan mengatur aksi yang harus mereka lakukan bagi menyedarkan ayahnya, menuntut perlakuan yang adil dan saksama, berkata salah seorang daripada mereka:" Tidakkah kamu merasakan bahawa perlakuan terhadap kita sebagai anak-anaknya tidak adil dan berat sebelah? Ia memanjakan Yusuf dan menyintai serta menyayangi lebih daripada kita, seolah-olah Yusuf dan Benyamin sahajalah anak-anak kandungnya dan kita anak-anak tirinya , padahal kita adalah lebih tua dan lebih cekap daripada mereka berdua serta kitalah yang selalu mendampingi ayah,mengurus segala keperluannya dan keperluan rumahtanggannya. Kita merasa hairan mengapa hanya Yusuf dan Benyamin sahaja yang menjadi keistimewaan disisi ayah. Apakah ibunya lebih dekat kepada hati ayah berbanding dengan ibu kita? Jika memang itu alasannya ,maka apakah salah kita? Bahwa kita lahir daripada ibu yang mendapat tempat kedua di hati ayah ataukah paras Yusuf yang lebih tampan dan lebih cekap drp paras dan wajah kita yang memang sudah demikian diciptakan oleh Tuhan dan sesekali bukan kehendak atau hasil usaha kita? Kita amat sesalkan atas perlakuan dan tindakan ayah yang sesal dan keliru ini serta harus melakukan sesuatu untuk mengakhiri keadaan yang pincang serta menjengkelkan hati kami semua."
Seorang saudara lain berkata menyambung:" Soal cinta atau benci simpati
atau antipati adalah soal hati yang tumbuh laksana jari-jari kita, tidak
dapat ditanyakan mengapa yang satu lebih rebdah dari yang lain dan
mengapa ibu jari lebih besar dari jari kelingking. Yang kita sesalkan
ialah bahwa ayah kita tidak dpt mengawal rasa cintanya yang
berlebih-lebihan kepada Yusuf dan Benyamin sehingga menyebabkannya
berlaku tidak adil terhadap kami semua selaku sesama anak kandungnya.
Keadaan yang pincang dalam hubungan kita dengan ayah tidak akan hilang,
jika penyebab utamanya tidak kita hilangkan. Dan sebagaimana kamu
ketahui bahwa penyebab utamanya dari keadaan yang menjengkel hati ini
ialah adanya Yusuf di tengah-tengah kita. Dia adalah penghalang bagi
kita untuk dpt menerobos ke dalam lubuk hati ayah kita dan dia merupakan
dinding tebal yang memisahkan kita dari ayah kita yang sangat kita
cintai. Maka jalan satu-satunya untuk mengakhiri kerisauan kita ini
ialah dengan melenyapkannya dari tengah-tengah kita dan melemparkannya
jauh-jauh dari pergaulan ayah dan keluarga kita. Kita harus membunuh
dengan tangan kita sendiri atau mengasingkannya di suatu tempat di mana
terdpt binatang-binatang buas yang akan melahapnya sebagai mangsa yang
empuk dan lazat. Dan kita tidak perlu meragukan lagi bahwa bila Yusuf
sudah lenyap dari mata dan pergaulan ayah , ia akan kembali menyintai
dan menyayangi kita sebagai anak-anaknya yang patut mendapat perlakuan
adil dan saksama dari ayah dan suasana rumahtangga akan kembali menjadi
rukun, tenang dan damai, tiada sesuatu yang merisaukan hati dan
menyesakkan dada."
Berkata Yahudza, putera keempat dari Nabi Ya'qub dan yang paling cekap
dan bijaksana di antara sesama saudaranya:" Kita semuanya adalah
putera-putera Ya'qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh
dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan
berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh
agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh
itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita
sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak
pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh
perasaan. Dan bahwa ia lebih dicntai dan disayangi oleh ayah, itu adalah
suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dpt
ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut fikiran saya kata Yahudza
melanjutkan bahasnya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan
Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang
terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para
musafir berhenti beristirehat memberi makan dan minum kepada
binatang-binatang kenderaannya. Dengan cara demikian terdpt kemungkinan
bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya
dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau
sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku
kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan
pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa."
Fikiran dan cadangan yang dikemuka oleh Yahudza itu mendapat sambutan
baik dan disetujui bulat oleh saudara-saudaranya yang lain dan akan
melaksanakannya pada waktu dan kesempatan yang tepat. Pertemuan secara
rahsia itu bersurai dengan janji dari masing-masing saudara hadir, akan
menutup mulut dan merahsiakan rancangan jahat ini seketat-ketatnya agar
tidak bocor dan tidak didengar oleh ayah mereka sebelum pelaksanaannya.
Nabi Yusuf bermimpi
Pada malam di mana para saudaranya mengadakan pertemuan sulit yang mana
untuk merancangkan muslihat dan rancangan jahat terhadap diri adiknya
yang ketika itu Nabi Yusuf sedang tidur nyenyak , mengawang di alam
mimpi yang sedap dan mengasyikkan ,tidak mengetahui apa yang oleh takdir
di rencanakan atas dirinya dan tidak terbayang olehnya bahwa
penderitaan yang akan dialaminya adalah akibat dari perbuatan
saudara-saudara kandungnya sendiri, yang diilhamkan oleh sifat-sifat
cemburu, iri hati dan dengki.
Pd mlm yang nahas itu Nabi Yusuf melihat dalam mimpinya seakan-akan
sebelas bintang, matahari dan bulan yang berada di langit turun dan
sujud di depannya. Terburu-buru setelah bangun dari tidurnya, ia datang
menghampiri ayahnya , menceritakan kepadanya apa yang ia lihat dan alami
dalam mimpi.
Tanda gembira segera tampak pada wajah Ya'qub yang berseri-seri ketika
mendengar cerita mimpi Yusuf, puteranya. Ia berkata kepada puteranya:"
Wahai anakku! Mimpimu adalah mimpi yang berisi dan bukan mimpi yang
kosong. Mimpimu memberikan tanda yang membenarkan firasatku pada dirimu,
bahwa engkau dikurniakan oleh Allah kemuliaan ,ilmu dan kenikmatan
hidup yang mewah.Mimpimu adalah suatu berita gembira dari Allah kepadamu
bahwa hari depanmu adalah hari depan yang cerah penuh kebahagiaan,
kebesaran dan kenikmatan yang berlimpah-limpah.Akan tetapi engkau harus
berhati-hati, wahai anakku ,janganlah engkau ceritakan mimpimu itu
kepada saudaramu yang aku tahu mereka tidak menaruh cinta kasih
kepadamu, bahkan mereka mengiri kepadamu karena kedudukkan yang aku
berikan kepadamu dan kepada adikmu Benyamin. Mrk selalu berbisik-bisik
jika membicarakan halmu dan selalu menyindir-nyindir dalam percakapan
mrk tentang kamu berdua. Aku khuatir, kalau engkau ceritakan kepada mrk
kisah mimpimu akan makin meluaplah rasa dengki dan iri-hati mereka
terhadapmu dan bahkan tidak mungkin bahwa mereka akan merancang
perbuatan jahat terhadapmu yang akan membinasakan engkau. Dan dalam
keadaan demikian syaitan tidak akan tinggal diam, tetapi akan makin
mambakar semangat jahat mereka dan mengorbankan rasa dengki dan iri hati
yang bersemayam dalam dada mrk. Maka berhati-hatilah, hai anakku,
jangan sampai cerita mimpimu ini bocor dan didengar oleh mereka."
Isi cerita tersebut di atas terdapat dalam Al_Quran ,dalam surah "Yusuf" ayat 4 sehingga ayat 10 yang berbunyi sebagai berikut:
Maksudnya:" {Ingatlah} ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : "Wahai
ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas buah bintang, matahari
dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku". 5. Ayahnya berkata: "Hai
anakku ,jgnlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudar-saudaramu, maka
mrk membuat muslihat {utk membinasakanmu} .Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia." 6. Dan demikianlah Tuhanmu
memilih kamu {utk menjadi Nabi} dan diajarkannya kepada kamu sebahagian
dari takdir mimpi-mimpi dan disempurnakannya nikmat-Nya kepadamu dan
kepada keluarga Ya'qub sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmatnya
kepada dua orang bapamu sebelum itu, {iaitu} Ibrahim dan Ishaq.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 7.
Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada {kisah} Yusuf
dan saudara-saudaranya bagi orang yang bertanya. 8. {Iaitu} ketika
mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya {Benyamin}
lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita {ini}
adalah satu golongan {yang kuat} .Sesungguhnya ayah kita adalah dalam
kekeliruan yang nyata." 9. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu
daerah {yang tidak dikenal} supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu
saja dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik." 10.
Seorang daripada mrk berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi
masukkanlah ia ke dalam perigi, supaya dia dipungut oleh beberapa orang
musafir jika kamu hendak berbuat." { Yusuf :4 ~ 10 }
Yusuf dimasukan kedalam perigi
Pada esok harinya setelah semalam suntuk saudara kandung Yusuf bertemu
berundingkan siasat dan merancangkan penyingkiran adiknya yang merupakan
saingan yang berat dalam merebut hati si ayah, datanglah mereka
menghadapi Nabi Ya'qub ayahnya meminta izin membawa Yusuf berekreasi
bersama mereka di luar kota. Berkata juru cakap mrk kepada si ayah: "
Wahai ayah yang kami cintai! Kami berhajat berekreasi dan berkelah di
luar kota beramai-ramai dan ingin sekali bahawa adik kami Yusuf turut
serta dan tidak ketinggalan , menikmati udara yang cerah di bawah langit
biru yang bersih. Kami akan bawa bekal makanan dan minuman yang cukup
untuk santapan kami selama sehari berada di luar kota untuk bersuka ria
dan bersenang-senang ,menghibur hati yang lara dan melapangkan dada yang
sesak, seraya mempertebal rasa persaudaraan dan semangat kerukunan di
antara sesama saudara."
Berkata Ya'qub kepada putera-puteranya: " Sesungguhnya akan sangat
merungsingkan fikiranku bila Yusuf berada jauh dari jangkauan mataku
,apalagi akan turut serta bersamamu keluar kota ,di lapangan terbuka,
yang menurut pendengaranku banyak binatang buas seperti serigala yang
banyak berkeliaran di sana .Aku khuatir bahwa kamu akan lengah
menjaganya ,karena kesibukan kamu bermain-main sendiri sehinggakan
menjadikannya mangsa bagi binatang-binatang buas itu. Alangkah sedihnya
aku bila hal itu terjadi. Kamu mengetahui betapa sayangnya aku kepada
Yusuf yang telah ditingglkan oleh ibunya."
Putera-puteranya menjawab:" Wahai ayah kami! Maskan masuk di akal, bahwa
Yusuf akan diterkam oleh serigala atau lain binatang buas di depan mata
kami sekumpulan ini? Padahal tidak ada di antara kami yang bertubuh
lemah atau berhati penakut. Kami sanggup menolak segala gangguan atau
serangan dari mana pun datangnya, apakah itu binatang buas atau makhluk
lain. Kami cukup kuat serta berani dan kami menjaga Yusuf
sebaik-baiknya, tidak akan melepaskannya dari pandangan kami walau
sekejap pun. Kami akan mempertaruhkan jiwa raga kami semua untuk
keselamatannya dan di manakah kami akan menaruh wajah kami bila hal-hal
yang mengecewakan ayah mengenai diri Yusuf."
Akhirnya Nabi yusuf tidak ada alasan untuk menolak permintaan
anak-anaknya membawa Yusuf berekreasi melepaskan Yusuf di tangan
saudara-saudaranya yang diketahui mrk tidak menyukainya dan tidak
menaruh kasih sayang kepadanya. Ia berkat kepada anak anaknya:" Baiklah
jika kamu memang sanggup bertanggungjawab atas keamanan dan
keselamtannya sesuai dengan kata-kata kamu ucapkan itu, maka aku izinkan
Yusuf menyertaimu, semoga Allah melindunginya bersama kamu sekalian."
Pada esok harinya berangkatlah rombongan putera-putera Ya'qub kecuali
Benyamin, menuju ke tempat rekreasi atau yang sebenarnya menuju tempat
di mana menurut rancangan, Yusuf akan ditinggalkan. Setiba mrk disekitar
telaga yang menjadi tujuan , Yusuf segera ditanggalkan pakaiannya dan
dicampakkannya di dalam telaga itu tanpa menghiraukan jeritan tangisnya
yang sedikit pun tidak mengubah hati abang-abangnya yang sudah
kehilangan rasa cinta kepada adik yang tidak berdosa itu. Hati mereka
menjadi lega dan dada mrk menjadi lapang karena rancangan busuknya telah
berhasil dilaksanakan dan dengan demikian akan terbukalah Hati Ya'qub
seluas-luasnya bagi mrk, dan kalaupun tindakan mrk itu akan menyedihkan
ayahnya ,maka lama-kelamaan akan hilanglah kesedihan itu bila mrk pandai
menghiburnya untuk melupakan dan melenyapkan bayangan Ysuf dari ingatan
ayahnya.
Pada petang hari pulanglah mrk kembali ke rumah tanpa Yusuf yang di
tinggalkan seorang diri di dasar tegala yang gelap itu, dengan membawa
serta pakaiannya setelah disirami darah seorang kelinci yang sengaja
dipotong untuk keperluan itu , mrk mengadap Nabi Ya'qub seraya menangis
mencucurkan airmata dan bersandiwara seakan-akan dan susah hati
berkatalah mrk kepada ayahnya:" Wahai ayah! Alangkah sial dan nahasnya
hari ini bagi kami ,bahwa kekhuatiran yang ayah kemukakan kepada kami
tentang Yusuf kepada kami telah pun terjadi dan menjadi kenyataan bahwa
firasat ayah yang tajam itu tidak meleset. Yusuf telah diterkam oleh
seekor serigala dikala kami bermain lumba lari dan meninggalkan Yusuf
seorang diri menjaga pakaian. Kami cukup hati-hati menjaga adik kami
sesuai dengan pesanan ayah, namun karena menurut pengamatan kami pada
saat itu, tidak ada tanda-tanda atau jejak binatang-binatang buas
disekitar tempat kami bermain, kami sesekali tidak melihat adanya bahaya
dengan meninggalkan Yusuf sendirian menjaga pakaian kami yang tidak
dari tempat kami bermain bahkan masih terjangkau oleh pandangan mata
kami. Akan tetapi serigala yang rupanya sudah mengintai adik kami Yusuf
itu, bertindak begitu cepat menggunakan kesempatan lengahnya kami, waktu
bermain sehingga tidak keburu kami menolong menyelamatkan jiwa adik
kami yang sangat kami sayangi dan cintai itu. Oh ayah! Kami sangat
sesalkan diri kami yang telah gagal menempati janji dan kesanggupan kami
kepada ayah ketika kami minta izin mambawa Yusuf, namun apa yang hendak
dikatakan bila takdir memang menghendaki yang demikian. Inilah pakaian
Yusuf yang berlumuran dengan darah sebagai bukti kebenaran kami ini,
walau pun kami merasakan bahawa ayah tidak akan mempercayai kami
sekalipun kami berkata yang benar."
Nabi Ya'qub yang sudah memperolehi firasat tentang apa yang akan terjadi
keatas diri Yusuf putera kesayangannya dan mengetahui bagaimana sikap
abang-abangnya terhadap Yusuf adiknya, tidak dapat berbuat apa-apa
selain berpasrah kepada takdir Illahi dan seraya menekan rasa sedih,
cemas dan marah yang sedang bergelora di dalam dadanya, berkatalah
beliau kepada putera-puteranya:" Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu
dan mengikut apa yang dirancangkan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah
melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya
kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya
dalam segala hal dan peristiwa.
Isi cerita ini telah dapat dibacakan didalam Al-Quran pada surah "Yusuf" ayat 11 sehingga 18 sebagai berikut:
" 11. Mereka berkata : "Wahai ayah kami! apa sebabnya kamu tidak
mempercayai kami terhadap Yusuf ,padahal sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengingini kebaikan baginya." 12. Biarkan lah ia pergi
bersama kami besok, agak dia {dapat} bersenang-senang dan {dapat}
bermain-main dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." 13. Berkata
Ya'qub:" Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkan dan
aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala sedang kamu lengah
daripadanya." 14. Mereka berkata: " Jika ia benar-benar dimakan
serigala, sedang kami adalah golongan {yang kuat} ,sesungguhnya kami
kalau demikian adalah orang-orang yang rugi." 15. Maka tatkala mereka
membawanya dan sepakat memasukkannya ke dalam telaga {lalu mereka
masukkan dia} dan {di waktu dia sudah dalam telaga }Kami wahyukan kepada
{Yusuf}:" Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan
mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi. 16. Kemudian mereka datang
kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. 17. Mereka berkata:
"Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami
tinggalkan Yusuf dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala dan
kamu sesekali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah
orang-orang yang benar." 18. Mereka datang membawa baju kemejanya {yang
berlumuran} dengan darah palsu. Ya'qub berkata:" Sebenarnya diri kamu
sendirilah yang memandang baik perbuatan {yang buruk} itu maka kesabaran
yang baik itulah {kesabaran}. Dan Allah sajalah yang dimohon
perlindungannya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Yusuf dijual sebagai budak
Yusuf sedang berada di dalam sumur itu seorang diri, diliputi oleh
kegelapan dan kesunyian yang mencekam. Ia melihat ke atas dan ke bawah
ke kanan dan ke kiri memikirkan bagaimana ia dapat mengangkatkan dirinya
dari perigi itu , namun ia tidap melihat sesuatu yang dpt menolongnya.
IA hanya dapat melihat bayangan tubuhnya dalam air yang cetek di bawah
kakinya. Sungguh suatu ujian yang amat berat bagi seorang semuda Yusuf
yang masih belum banyak pengalaman nya dalam penghidupan, bah baru
pertama kali ia berpisah dari ayahnya yang sangat menyayangi dan
memanjakannya. Lebih-lebih terasa beratnya uijian itu ialah karena yang
melemparkannya ke dasar telaga itu adalah abang-abangnya sendiri,
putera-putera ayahnya.
Yusuf di samping memikirkan nasibnya yang sedang dialami, serta
bagaimana ia menyelamatkan dirinya dari bahaya kelaparan sekiranya ia
lama tidak tertolong, ia selalu mengenangkan ayahnya ketika melihat
abang-abangnya kembali pulang ke rumah tanpa dirinya bersama mrk.
Tiga hari berselang, sejak Yusuf dilemparkan ke dalam perigi, dan belum
nampak tanda-tanda yang memberi harapan baginya dapat keluar dari
kurungannya, sedangkan bahaya kelaparan sudah mulai membayangi dan sudah
nyaris berputus asa ketika sekonyong-konyong terdengar olehnya suara
sayup-sayup, suara aneh yang belum pernah didengarnya sejak ia
dilemparkan ke dalam telaga itu. Makin lama makin jelaslah suara-suara
itu yang akhirnya terdengar seakan anjing menggonggong suara orang-orang
bercakap dan tertawa terbahak-bahak dan suara jejak kaki manusia dan
binatang sekitar telaga itu.
Ternyata apa yang terdengar oleh Yusuf, ialah suara-suara yang timbul
oleh sebuah kafilah yang sedang berhenti di sekitar perigi, di mana ia
terkurung untuk beristirehat sambil mencari air untuk diminum bagi mrk
dan binatang-binatang mrk. alangkah genbiranya Yusuf ketika keetika ia
sedang memasang telinganya dan menengar suara ketua kafilah
memerintahkan orangnya melepaskan gayung mengambil air dari telaga itu.
Sejurus kemudian dilihat oleh Yusuf Sebuah gayung turun ke bawah dan
begitu terjangkau oleh tangannya dipeganglah kuat-kuat gayung itu yang
kemudian ditarik ke atas oleh sang musafir seraya berteriak mengeluh
karena beratnya gayung yang ditarik itu.
Para musafir yang berada di kafilah itu terperanjat dan takjub ketika
melihat bahawa yang memberatkan gayung itu bukannya air, tetapi manusia
hidup berparas tampan, bertubuh tegak dan berkulit putih bersih. Mereka
berunding apa yang akan diperbuat dengan hamba Allah yang telah
diketemukan di dalam dasar perigi itu, dilepaskannya di tempat yang
sunyi itu atau dikembalikan kepada keluarganya. Akhirnya bersepakatlah
mrk untuk dibawa ke Mesir dan dijual di sana sebagai hamba sahaya dengan
harga, yang menurut tafsiran mrk akan mencapai harga yang tinggi,
karena tubuhnya yang baik dan parasnya yang tampan.
Setibanya kafilah itu di Mesir, dibawalah Yusuf di sebuah pasar khusus ,
di mana manusia diperdagangkan dan diperjual-belikan sebagai barang
dagangan atau sebagai binatang-binatang ternakan. Yusuf lalu ditawarkan
di depan umum dilelongkan. Dan karena para musafir yang membawanya itu
khuatir akan terbuka pertemuan Yusuf maka mereka enggan memepertahankan
sampai mencapai harga yang tinggi, tetapi melepaskannya pada tawaran
pertama dengan harga yang rendah dan tidak memadai. Padahal seorang
seperti nabi Yusuf tidak dapat dinilai dengan wang bahkan dengan emas
seisi bumi pun tidak seimbang sebagai manusia yang besar dan makhluk
Allah yang agung seperti Nabi Yusuf yang oleh Allah telah digariskan
dalam takdirnya bahawa ia akan melaksanakan missi yang suci dan
menjalankan peranan yang menentukan dalam pengaulan hidup umat manusia.
Nabi Yusuf dalam pelelongan itu dibeli oleh keeetua polis Mesir bernama
Fathifar sebagai penawar pertama , yang merasa berbahagia memperoleh
sorang hamba yang berparas bagus, bertubuh kuat dan air muka yang
memberi kesan bahawa dalam manusia yang dibelikan itu terkandung jiwa
yang besar, hati suci bersih dan bahawa ia bukanlah dari kualiti manusia
yang harus diperjual-belikan.
Kata Fathifar kepada isterinya ketika mengenalkan Yusuf kepadanya:"
Inilah hamba yang aku baru beli dari pelelongan. Berilah ia perlakuan
dan layanan yang baik kalau-kalau kelak kami akan memperolehi manfaat
drpnya dan memungutnya sebagai anak kandung kita. Aku dapat firasat dari
paras mukanya dan gerak-gerinya bahawa ia bukanlah dari golongan yang
harus diperjual-belikan, bahkan mungkin sekali bahawa ia adalah dari
keturunan keluarga yang berkedudukan tinggi dan orang-orang yang
beradab.
Nyonya Fathifar, isteri Ketua Polis Mesir menerima Yusuf di rumahnya,
sesuai dengan pesanan suaminya. dilayan sebagai salah seorang daripada
anggota keluarganya dan sesekali tidak diperlakukannya sebagai hamba
belian. Yusuf pun dapat menyesuaikan diri dengan keadaan rumahtangga
Futhifar. Ia melakukan tugas sehari-harinya di rumah dengan penuh
semangat dan dengan kejujuran serta disiplin yang tinggi. Segala
kewajiban dan tugas yang diperintahkan kepadanya, diurus dengan senang
hati seolah-olah dari perintah oleh orang tuanya sendiri. Demikianlah,
maka makin lama makin disayanglah akan Yusuf di rumah Ketua Polis Mesir
itu sehingga merasa seakan-akan berada di rumah keluarga dan orang
tuanya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar