Senin, 23 Juni 2014

wasiat kh idris marzuki

KEDIRI - Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) kembali berduka. Hanya rentang sehari dari berpulangnya KH Khotib Umar, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Jember Minggu (8/6), KH Idris Marzuqi bin Marzuqi Dahlan (74), pengasuh Ponpes Lirboyo Kota Kediri, menyusul pergi.

Komplikasi penyakit diabetes dan jantung memaksa tokoh nahdliyin yang akrab dipanggil Mbah Idris tersebut menghembuskan nafas terakhirnya. "Kiai Idris meninggal dunia pada pukul 09.50 wib, "tutur Kiai Kafabihi Mahrus, juru bicara keluarga almarhum kepada wartawan.

Mbah Idris sempat menjalani perawatan beberapa jam di ruang Graha Amerta RSU dr Soetomo Surabaya. Karena kesehatanya tak kunjung  membaik, Senin (9/6) dini hari sekira pukul 02.00 WIB, kata Kafabihi, pihak RS Bhayangkara Kota Kediri merujuknya ke RS dr Soetomo. "Sebelumnya Minggu (8/6) petang, sehabis maghrib, Kiai Idris dilarikan ke RS Bhayangkara Kota Kediri, "tuturnya.

Jenazah Mustasyar (Penasehat) PBNU itu tiba di rumah duka sekitar pukul 13.15 WIB. Serupa dengan almarhum Kiai Umar, Mbah Idris dipercaya sebagai mustasyar dalam kepengurusan Ketua Tanfidziah KH Said Aqil Siroj.

Isak tangis pun sontak pecah saat pintu mobil ambulans pengusung jenazah putra almarhum KH Marzuki Dahlan dibuka. Sejumlah perempuan dan pria yang ditengarai sebagai keluarga dekat tak kuasa menitikkan air mata.

Begitu juga dengan beberapa santri dan santriwati dewasa, tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Sementara di masjid, di ruang keluarga, di teras dan sela sela bangunan yang bersebelahan dekat dengan makam keluarga, para santri terus mengaji. Mereka tak henti henti mendaras ayat ayat ilahiah mendoakan arwah kiai tercinta. "Kita telah kehilangan seorang ulama besar. Seorang pemimpin bagi keluarga, masyarakat dan bangsa, "papar Kafabihi sedih

Begitu diturunkan dari mobil ambulans, jenazah langsung dibawa ke ruang keluarga. Informasinya, sebelum disalati, di ruang keluarga tersebut jenazah lebih dulu dimandikan dan disucikan ulang. Saat prosesi berlangsung, seluruh pintu dan jendela langsung ditutup rapat rapat. Termasuk para jurnalis, tidak satupun santri dibolehkan  masuk ke dalam ruangan. Dari luar tembok terdengar cukup jelas sayup isak tangis yang berkepanjangan.

Mbah Idris meninggalkan seorang istri yakni Ny Adiniah, yakni pengasuh Ponpes Salafiayah Mahayjatul Qurro, Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. "Kiai Idris memiliki satu putri dan satu putra yang semuanya sudah berkeluarga, "jelasnya.

Sebuah liang lahat di makam keluarga telah disiapkan. Jenazah Mbah Idris dimakamkan di antara pusara almarhumah Hj Hannah binti Abdul Karim (bibi Mbah Idris) dan pusara almarhum KH Abdul Karim (ayah Mbah Idris). "Karena menunggu keluarga, kerabat dan para sahabat, pemakaman dilakukan pada pukul 20.00 WIB, "paparnya.

Berdasarkan silsilah keluarga,  Mbah Idris adalah putra KH Abdul Karim yang merupakan  menantu almarhum KH Abdul Karim. Seperti diketahui, Kiai Abdul Karim merupakan pendiri Ponpes Lirboyo yang didirikan mulai tahun 1910. Ditangan Kiai Abdul Karim, yang secara estafet dilanjutkan Kiai Marzuki Dahlan, Kiai Mahrus Ali hingga ke Kiai Idris Marzuki, Lirboyo berkembang pesat. Jumlah santri dan santriwati Ponpes Lirboyo mencapai 10 ribu dengan beragam lembaga pendidikan mulai ibtidaiyah (TK) hingga kampus.

Berwasiat Kiai NU Harus Bersatu


Selain sebagai ulama besar, selama hidupnya Mbah Idris dikenal dekat dengan dunia politik. Sejumlah tokoh politik dari partai Islam maupun partai nasionalis selalu menjalin komunikasi denganya. Sebut saja  Gus Dur, Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali, Mahfud MD, Jusuf Kalla dan sejumlah tokoh NU lainya.

Sementara di level regional ada Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Gus Ipul yang rutin bertatap muka. Tidak heran, dalam setiap momentum politik, baik itu pilkada, pilgub, pileg, maupun pilpres, tausiahnya selalu ditunggu oleh umat, khususnya kaum nahdliyin.

Menurut Kafabihi, sebelum meninggal dunia, Mbah Idris berpesan agar para kiai dan pondok pesantren untuk bersatu. Mbah Idris berharap tidak ada perpecahan pendapat atau dukungan di antara kiai NU. "Dalam pesannya yang kami terjemahkan sebagai wasiat, Kiai Idris berharap para kiai untuk terus bersatu. Terutama menghadapi tahun politik ini," tuturnya.

Seperti diketahui, peristiwa yang terdekat, Mbah Idris terlibat aktif di dalam  dalam deklarasi forum Kiai Pantura Mataraman. Di depan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, para kiai ini menyatakan sikap mendukung pasangan Capres Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Bersama pengasuh Lirboyo yang lain, Mbah Idris juga menandatangani semacam maklumat yang ditujukan kepada alumni santri Lirboyo untuk memilih Prabowo-Hatta. Mbah Idris, kata Kafabihi juga berpesan agar keluarga di pesantren (Lirboyo) untuk selalu bersatu. Tidak terpecah, apalagi saling bermusuhan.

"Beliau juga berpesan agar pondok selalu peduli dengan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara, "paparnya.

Di mata Kafabihi, Mbah Idris merupakan sosok yang bijaksana. Sebagai besan, ia melihat  figur Mbah Idris  yang selalu mengedepankan musyawarah. Terkait siapa yang akan menjadi pengganti Mbah Idris di dalam kepengurusan ponpes, menurut Kafabihi belum menjadi rapat keluarga. "Beliau ini bisa menjadi sesepuh yang tidak segan selalu mengalah, "pungkasnya.

Sementara selain Bupati Kediri Haryanti Soetrisno, Kapolres Kota Kediri, Dandim Kediri, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf juga terlihat di rumah duka. Dalam sambutannya, atas nama Pemrov Jatim, Soekarwo dan Gus Ipul menyatakan berbela sungkawa.

"Kita telah kehilangan seorang guru dan ulama besar, "ujar Soekarwo. Gus Ipul menambahkan bahwa Mbah Idris adalah sosok ulama yang nyat tulus dan ikhlas.
Almarhum, kata Gus Ipul tidak pernah lelah turut memberikan masukan atas permasalahan yang terjadi di Jawa Timur. "Beliau ini kiai yang sederhana, tulus dan ikhlas. Kami semua telah merasa kehilangan, "ucapnya.

Sementara dari pantauan lapangan, jumlah pelayat terus berdatangan. Begitu juga dengan deretan karangan bunga duka cita terus bertambah. Di antara karangan bunga tersebut, terlihat juga ucapan bela sungkawa dari Pasangan Capres Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla.

0 komentar: